| STRATEGI PEMBELAJARAN ERA DIGITALUsulan Skenario Dalam Menyambut 
        Transformasi UPH Sebagai Kampus Digital Wiryanto Dewobroto [1]  Abstrak Tiga pilar utama konsep 
        kampus digital adalah komputer, internet dan content. Dua yang pertama 
        merupakan infrastruktur yang tergantung dari luar, yaitu vendor penyedia 
        teknologi , yang awalnya dapat dipilih tetapi selanjutnya harus mengikuti 
        sistem tersebut. Pilar ke-tiga yaitu content, materinya sangat bervariasi 
        tetapi tentunya harus sesuai dengan pemakai. Dalam kampus digital yang 
        dimaksud dengan pemakai adalah mahasiswa - dosen - staf administrasi, 
        oleh karena itu suatu content yang baik jika mencakup ketiganya. Untuk 
        mendapatkan kesuksesan penerapan kampus digital dari sisi pembelajaran 
        (mahasiswa-dosen) maka content yang dihasilkan dosen mempunyai peran yang 
        cukup besar kalau tidak mau dikatakan yang utama. Tulisan ini mencoba 
        menelaah lebih jauh bagaimana strategi mengisi content pembelajaran digital 
        dari sisi dosen . Suatu usulan skenario dalam menyambut era pembelajaran 
        digital di kampus UPH. Kata Kunci : kampus digital , komputer – internet 
        – content , pembelajaran digital 1 PendahuluanKebijakan penyediaan Tablet-PC bagi mahasiswa baru Universitas 
        Pelita Harapan (UPH) tahun akademi 2005 / 2006 , merupakan petunjuk kuat 
        bahwa UPH akan memasuki era kampus digital (dari berbagai sumber, a.l 
        : Aneka Infokom Tekindo; Toshiba Asia; Lili serta Widyasworo, 2004). Apakah 
        kampus digital lebih unggul dibandingkan kampus tradisional ? Suatu pertanyaan 
        menantang yang tergantung dari definisi “kampus digital” itu 
        sendiri, salah satunya adalah “segala usaha untuk mengubah sumber 
        daya kampus yang ada ke dalam bentuk digital berbasis internet , melalui 
        alat atau instrumen yang canggih, sedemikian rupa sehingga kehidupan nyata 
        kampus dapat ditingkatkan melebihi waktu maupun ruang yang ada” 
        (Teamsun, 2004). Sumber daya itu meliputi semua informasi di lingkungan 
        kampus (jadwal transportasi yang tersedia, perbankan, kantin, ketersediaan 
        fasilitas), sumber daya material (buku, materi/modul pembelajaran) sampai 
        dengan aktivitas kampus (proses belajar dan mengajar, manajemen dan pelayanan 
        administrasi).  Jika demikian halnya maka jelaslah bahwa kampus digital 
        akan lebih unggul jika dibandingkan dengan yang tradisional. Bayangkan, 
        perpustakaan dapat diakses malam hari langsung dari rumah, tugas dikumpulkan 
        melalui email, pengumuman kampus diakses tanpa harus ke kampus, dan sebagainya. Teknologi Informasi (TI) yang merupakan tulang punggung 
        kampus digital, didukung oleh tiga komponen utama : Computer, Communication 
        dan Content. Tentulah yang dimaksud dengan Communication 
        di atas adalah jaringan internet. Dengan adanya jalinan kerjasama UPH 
        dengan tiga vendor raksasa teknologi yaitu Microsoft-Intel-Toshiba maka 
        sudah diperoleh jaminan bahwa dua komponen pertama di atas pasti akan 
        berfungsi sebagaimana dimaksud, sedangkan komponen Content tidak 
        sepenuhnya dapat dijamin keberhasilannya karena tergantung dari manusia-manusia 
        pengelola maupun pemakainya. Kompetensi SDM pengelola sistem TI tidak perlu dibicarakan 
        karena mereka tentu dipilih yang profesional dan selama ada koordinasi 
        serta pelatihan yang baik dari vendor-nya, pastilah sistem TI dapat bekerja 
        sesuai spesifikasi yang diminta. Jadi, yang memerlukan persiapan baik 
        adalah para pemakai umum, yaitu pemakai statis dan dinamis.  Pemakai statis adalah para operator komputer, yang mengoperasikan 
        komputer sebagai bagian dari prosedur kerjanya yang bersifat rutinitas.  
        Kesiapan pemakai statis dapat segera diusahakan, misalnya dengan training-training 
        yang intensif maupun akibat kebiasaan mengerjakan tugasnya secara rutin 
        dan terkontrol, sehingga pada akhirnya rutinitas pekerjaan tersebut dapat 
        berproses dengan lancar. Pemakai statis kebanyakan terdiri dari karyawan 
        staff (manajemen, pelayanan dan administrasi) yang bertugas memasukkan 
        data input berdasarkan format yang telah ditentukan, maupun pengetikan 
        surat-surat berdasarkan permintaan tertentu yang formatnya sudah baku dan sebagainya. Berkaitan dengan baku, 
        hal itu mudah dipahami karena terkait dengan sifat konsisten, stabil dan 
        tidak sering berubah-ubah.  Pemakai dinamis, suatu istilah yang diberikan kepada 
        sekelompok atau perseorangan yang dalam kapasitasnya mempunyai kewenangan 
        dan mampu untuk secara kreatif membuat terobosan baru di luar rutinitasnya. 
        Pemakai dinamis membuat atau mengembangkan content  sedemikian 
        rupa sehingga content kampus digital tersebut menjadi suatu yang 
        bersifat dinamis, berubah, menjadi sesuatu yang selalu tumbuh dan berkembang, 
        dan menjadi hidup. Pemakai dinamis diharapkan berasal dari staf pengajar 
        atau dosen dan selanjutnya akan berimbas pada mahasiswa bimbingannya. 
       Perlu juga dipikirkan : apakah perlu dibentuk juga wadah 
        (dalam kampus digital) untuk menampung kreatifitas pemakai dinamis yang 
        bukan dari dosen, yaitu untuk menampung karya cipta dari pribadi yang 
        sebelumnya hanya dianggap sebagai pemakai statis saja. Pemantauan produktivitas dari kedua pemakai tersebut 
        tentu saja berbeda. Efektivitas maupun kualitas hasil pekerjaan dari pemakai 
        statis lebih mudah dipantau dibandingkan dengan efektivitas dan mutu hasil 
        kerja pemakai dinamis. Untuk mendapatkan kesamaan persepsi tentang keberhasilan 
        kerja dari pemakai dinamis maka pengelola kampus diharuskan mempunyai 
        rambu-rambu tertentu sejauh mana kreativitas yang dibuat dapat dianggap 
        memberikan benefit bagi kampus secara keseluruhan.  Dalam mengevaluasi, harus ada tindakan yang tegas dan 
        nyata bila content yang dibuat mengandung materi yang bersifat 
        asusila, SARA, plagiat , pelanggaran hak cipta atau HAKI (hak atas kekayaan 
        intelektual). Dengan menyatakan diri sebagai kampus digital berarti masuk 
        dalam era dimana materi-materi yang telah berbentuk digital dapat dengan 
        mudah digandakan, di-copy dan disebarluaskan tanpa mengurangi kualitas 
        dari materi itu sendiri. Dengan demikian, bila tidak ada usaha menghormati 
        hak cipta orang lain (tetap menggunakan software bajakan), maka hasil 
        ciptaan kitapun tidak dihargai orang lain. Bila demikian halnya, mengapa 
        harus mencipta ?   Tulisan berikut memberi usulan atau wacana bagaimana 
        agar dosen dapat berperan aktif dalam membuat content kampus digital. 
        Karena yang membedakan  mutu antara satu kampus digital dengan kampus 
        digital lain yang utama adalah materi content-nya. Tahapannya dimulai 
        dengan pembentukan motivasi, kemudian diberikan kiat-kiat praktis yang 
        disesuaikan dengan bidang profesinya serta akhirnya usulan langkah bersama 
        apa yang sebaiknya dilaksanakan untuk proses pengisian content 
        tersebut. 2   Kajian Teori dan Bahasan 2.1   Mengenal Kampus Digital Tetangga Sebelum membicarakan strategi pembelajaran digital, akan 
        menarik jika dilakukan tinjauan terlebih dahulu universitas mana saja 
        yang telah menyelenggarakan kampus digital. Adanya studi banding / benchmarking 
        terhadap kampus digital yang sudah ada, akan diperoleh informasi yang 
        diperlukan untuk membangun sistem kampus digital yang optimal, baik dari 
        sisi kesiapan dana maupun dari sumber daya manusianya.  Dari hasil pencarian di internet ada dua universitas 
        yang cukup menarik untuk ditampilkan, sedangkan dua universitas yang lain 
        cukup diberikan alamat website-nya. 2.1.1    Universitas Waseda, JepangInfrastruktur : Komputer dan InternetDigitalisasi kampus Okuba, Universitas Waseda, didukung 
        dengan disediakannya kurang lebih 600 komputer dengan sistem operasi Windows 
        dan UNIX , yang bebas dipakai mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas 
        kampus maupun untuk keperluan pribadi. Selain itu , sekitar 5000 komputer 
        di dalam kampus termasuk di pusat riset dan laboratorium terkoneksi dalam 
        jaringan internet berkecepatan tinggi.  Jaringan kabel serat optik mendukung jaringan Ethernet 
        Gigabit dalam kampus. Ada beberapa jalur Gigabit yang terhubung ke sumber 
        luar kampus didesain untuk kecepatan yang dapat diandalkan , dilengkapi 
        firewall dan alat keamanan jaringan yang memadai. Pada ruang-ruang terbuka di kampus (misalnya di student 
        lounges) tersedia koneksi jaringan LAN dan nirkabel (IEEE-802.11b) 
        , sehingga laptop mahasiswa dapat terhubung ke jaringan internet. Ada 
        kelas khusus yang didesain untuk pembelajaran berbasis jaringan (network 
        style learning) sehingga mahasiswa dapat memakai komputer laptop-nya 
        di kelas. Komunikasi"Waseda-net mail" adalah alamat email yang 
        diberikan kepada mahasiswa baru untuk berbagai keperluan, misalnya : mengumpulkan 
        tugas kelas, konsultasi dengan pengajar, dan komunikasi antar-mahasiswa. 
        Email diharapkan dapat menjadi bagian hidup mahasiswa.  Perlu diketahui bahwa alamat email tersebut tetap dapat 
        diaktifkan meskipun mahasiswa tersebut telah lulus. Ini merupakan strategi 
        jitu universitas untuk selalu dapat berhubungan dengan alumninya, misalnya 
        untuk mendapatkan umpan balik, promosi kegiatan, dan juga fasilitas bagi 
        alumni untuk selalu terkoneksi dengan jaringan antar alumni, dan lain 
        sebagainya. Kondisi tersebut dapat terlaksana dengan baik karena infrastruktur 
        yang tersedia sudah sangat baik (cepat) dan andal (setiap saat 
        dan dari mana saja dapat diakses). Setelah log-in pada Portal Web Waseda maka siswa mendapat 
        berbagai pelayanan on-line, misalnya pendaftaran email, melihat hasil 
        ujian dan informasi karir. Selain itu, dapat juga berfungsi untuk mendukung 
        pembelajaran di kelas apabila diminta, misalnya menampilkan materi yang 
        dapat di down-load, maupun mencari laporan-laporan yang pernah terbit. 
        Jadi, Portal Web Waseda menjadi interface kampus yang dapat diakses 
        setiap saat. Tersedia juga "Web Site untuk telpon selular" 
        , mahasiswa dapat memanfaatkan untuk mendapat informasi terkini mengenai 
        pengumuman kampus , misalnya pembatalan kelas (jika ada), jadwal pengajaran 
        dan ketersediaan komputer atau ruang yang dapat dipakai. Tidak disebutkan 
        apakah sudah ada usaha untuk memanfaatkan SMS untuk pembelajaran.  Pendidikan dan PengajaranKecuali menyediakan infrastruktur dan pelatihan penggunaannya, 
        pihak universitas juga mempersiapkan satu mata kuliah khusus yang dapat 
        mempersiapkan mahasiswa untuk mempelajari dasar-dasar teori, kelebihan 
        maupun keterbatasan teknologi yang dipakai, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkannya 
        secara efektif untuk kehidupan kampus. Semester pertama, mahasiswa baru diberi mata kuliah Information 
        Literacy tentang dasar-dasar komputer maupun etika pemakaian komputer 
        dalam jaringan, dilanjutkan dengan praktik penggunaan email dan program 
        aplikasi pengolah kata serta lembar kerja.  Universitas juga menawarkan mata kuliah Introduction 
        to Information Technology, yang mempelajari keterampilan maupun teori 
        manajemen informasi yang diperlukan agar dapat memanfaatkan teknologi 
        informasi secara efektif. Selanjutnya, jika siswa berminat mempelajari 
        lebih jauh tentang aplikasi komputer maka mereka dapat mengikuti seminar-seminar 
        pilihan , misalnya cara pembuatan website, pemrograman dan lain-lainnya. Piranti Pembuatan Materi DigitalKampus Okuba dilengkapi dengan fasilitas berteknologi 
        visualisasi yang dapat digunakan untuk aktifitas kreatif dalam riset, 
        pengajaran maupun eksperimental data. Suatu video dan audio yang berkualitas 
        tinggi, dapat dibuat dengan sistem pemrosesan gambar digital yang bersifat 
        full digital non-linear editing systems maupun digital multi-recorders. 
        Selanjutnya, semua material pengajaran dan riset yang dibuat dapat disimpan 
        dalam berbagai bentuk format media. Tersedia fasilitas pengajaran dan konferensi jarak-jauh 
        yang interaktif melalui berbagai sistem jaringan komunikasi seperti kabel 
        optik (Nish-Wased-Toyama), CATV (Okubo Campus), ISDN. Satelit, dan sebagainya. Jaringan Khusus Pendukung RisetInfrastruktur jaringan yang dikhususkan untuk riset akademik 
        (Super SINET) disediakan untuk berbagi informasi riset, sehingga data 
        digital dapat ditransfer dalam kecepatan gigabit antar lab-lab riset atau 
        universitas lain. Super SINET juga dipakai untuk riset thesis melalui 
        basis-data informasi akademik dan jurnal elektronik. 2.1.2   Universitas Gajahmada, Yogyakarta 
      Sebenarnya belum ada pernyataan resmi bahwa UGM telah 
        menjadi kampus digital, meskipun demikian menurut laporan Prastowo (2004) 
        , terlihat bahwa ada usaha ke arah itu . Infrastruktur : Komputer dan InternetSejak tahun 2002 , UGM mulai membangun jaringan kabel 
        serat optik , sehingga pada saat ini telah terbangun jaringan ethernet 
        dengan bandwidth 1 gbps (giga atau milyar bit per second), sedangkan konektivitas 
        Internet ke luar UGM sampai dengan 10 mbps (mega atau juta bit per second). 
        Jaringan itu menjadi tulang punggung infrastruktur internet di kampus 
        UGM. Selanjutnya, universitas hanya menyediakan simpul-simpul yang terhubung 
        ke tulang punggung jaringan, sedangkan titik-titik akses diusahakan sendiri 
        oleh unit kerja yang bersangkutan. Untuk mendapatkan integrasi yang baik 
        maka Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) UGM bertugas 
        sebagai konsultan ahlinya. Di lingkungan kampus UGM, terminal akses publik dibangun 
        oleh masing-masing unit kerja. FMIPA UGM telah memiliki Student Internet 
        Center dengan kapasitas 100 unit komputer. Di Fakultas Teknik ada 
        FasNet , demikian pula di Fakultas Kedokteran dan Ekonomi telah diadakan 
        lokasi-lokasi tertentu yang bisa digunakan untuk akses ke jaringan. Saat 
        ini ada sekitar 2400 unit PC terhubung secara langsung di jaringan kampus 
        UGM. Untuk membantu dosen dalam memakai teknologi digital, 
        ada usaha pengadaan notebook dengan cara cicilan, di tingkat Universitas 
        digelar di Bagian Kerjasama UGM, sedangkan di tingkat Fakultas bersifat 
        optional misalnya di Fakultas Farmasi.  Fasilitas Email dan Web-Site Fasiltas email diberikan untuk staf karyawan atau dosen, 
        tetapi itu tergantung dari unit kerjanya masing-masing. Domain http://nama.staff.ugm.ac.id 
        disediakan untuk publikasi pribadi staf akademik dan non akademik UGM. 
        Fasilitas tersebut dapat digunakan dosen untuk meng-on-line-kan materi 
        digitalnya ke publik (murid). Pendidikan dan PengajaranWawasan teknologi informasi yang terkait dengan bidang 
        ilmu yang diambil umumnya sudah ada dalam kurikulum perkuliahan, misalnya 
        “bahasa pemrograman komputer” di fakultas teknik. Untuk fakultas-fakultas 
        tertentu yang belum memasukkan pelajaran seperti itu maka UPT Pusat Komputer 
        (sekarang UPU Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi UGM) 
        akan mengambil alih dengan menyelenggarakan kursus-kursus lepas bersertifikat 
        yang dapat diikuti oleh mahasiswa yang berminat. 2.1.3   Kampus Digital LainKecuali dua kampus yang telah disampaikan terdahulu maka 
        informasi tentang kampus digital dapat dicari dengan bantuan internet, 
        misalnya dengan memanfaatkan mesin pencari Google dengan kata kunci “digital 
        campus”, antara lain : 2.2  Pembelajaran di Era Digital 2.2.1 Virtual University 
        ke Digital Campus Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi 
        mengubah cara pandang , cara kerja dan sekaligus implementasi dalam bidang 
        pembelajaran , hal tersebut ditandai dengan munculnya istilah-istilah 
        baru seperti eBook, e-learning , cyber university. 
        Akar kata cyber adalah cybernetics, yang artinya tentang 
        “cara untuk mengendalikan (robot) dari jarak jauh”, jadi kata 
        cyber berkaitan dengan “pengendalian” dan “jarak 
        jauh”. Oleh karena itu cyber university terkait dengan hal 
        lain seperti distance learning, cyber campus, virtual 
        university, e-education, e-classes dan bentuk kelas 
        jarak jauh lainnya yang memberikan gelar (degree) kepada pesertanya. Berbeda 
        dengan konsep pembelajaran jarak jauh tradisional yang menggunakan korespondensi 
        (surat-menyurat), maka cyber university memakai komputer dan internet 
        untuk melaksanakan kegiatan atau fungsinya. Jadi, interaksi yang dapat 
        diberikan tidak terbatas pada materi yang pasif (surat), tetapi juga materi yang bersifat interaktif, baik melalui surat-menyurat 
        (email / chating), video dan telekonferensi, maupun bentuk-bentuk lain 
        yang layaknya ada pada kegiatan universitas tradisional. Oleh karena itu 
        , cyber university populer juga disebut sebagai virtual university. Untuk beberapa lama, konsep virtual university 
        menjadi fokus yang menarik untuk dibahas dan diterapkan , dan menjadi 
        saingan dari universitas tradisional. Mahasiswa dapat belajar di mana 
        saja dan kapan saja sesuai yang diinginkan. Ahli-ahli dari berbagai belahan 
        dunia dapat saling menghasilkan materi perkuliahan dalam bentuk digital 
        dan didistribusikan via internet. Aktivitas pembelajaran didukung oleh 
        telekonferensi berbasis internet, sehingga pengajar menjawab pertanyaan, 
        mendiskusikan materi dan membantu memecahkan permasalahan tanpa harus 
        datang ke kampus. Dalam kenyataan cyber university belum bisa menggantikan 
        peranan universitas tradisional yang mempunyai keunggulan dapat mewadahi 
        terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, sehingga terjadilah 
        proses benchmarking, terjadinya kompetisi, yang akhirnya terjadilah 
        transformasi tidak hanya pada pengetahuannya melainkan juga mental pribadi 
        mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, timbul keinginan untuk mewujudkan 
        fasilitas pendidikan yang dapat menggabungkan keunggulan dari konsep tradisional 
        dan modern (cyber university), bahkan menggabungkan trend yang 
        saat ini sedang berkembang yaitu mobile (tidak tergantung tempat 
        / di mana saja) sehingga menjadi sesuatu yang baru yang disebut notebook-university, 
        (Stratmann dan Kerres, 2004) atau tablet PC - university.  Dalam notebook - university maka fokusnya berubah 
        dari virtual university ke digital campus, sesuai dengan 
        definisi awal yang diberikan Teamsun. Proses selanjutnya dalam mengisi 
        kampus digital adalah mengatasi perbedaan yang terjadi antara dunia nyata 
        dan dunia virtuil (cyber) untuk menghasilkan lulusan yang berkompetensi 
        sesuai bidangnya.  Jangan sampai lulusannya nanti mempunyai kemampuan 
        yang virtuil (tidak nyata). 2.2.2   Piranti Pengembangan dan Presentasi 
      Langkah awal dalam kampus digital adalah membuat materi 
        digital untuk pembelajaran. Karena komputer sudah lama dipakai sebagai 
        mesin ketik, maka proses pembuatan materi digital untuk materi kuliah 
        maupun soal-soal ujian bukan suatu kendala. Program yang banyak dipakai 
        adalah Microsoft Word, program tersebut mempunyai kemampuan yang 
        melampaui mesin ketik itu sendiri. Bila dipakai dengan benar, tidak hanya 
        pengetikan surat, atau materi 
        kuliah bahkan sampai pembuatan buku dapat ditangani dengan baik. Selanjutnya 
        file digital yang dihasilkan program tersebut dapat ditransfer dengan 
        mudah ke format digital yang lain (html, teks ASCI dan pdf). Untuk keperluan presentasi diperlukan program 
        aplikasi khusus, di mana Microsoft Powerpoint sudah menjadi standar 
        untuk presentasi materi tulis , gambar bahkan suara. Proses pemindahan 
        dari Word ke Powerpoint bukan masalah yang serius, karena kedua program 
        tersebut terintegrasi dalam Microsoft Office  sehingga dapat 
        dikerjakan secara mudah. Dalam perkembangannya ada program lain yang dipakai 
        sebagai presentasi yaitu Macromedia Flash yang sebelumnya banyak 
        dipakai sebagai pembuatan animasi interaktif di internet. Tahap akhir 
        adalah alat presentasi itu sendiri, diperlukan alat yang lebih dari sekedar 
        OHP, untuk dapat menampilkan materi digital diperlukan fasilitas Multimedia 
        Projector atau Proyektor LCD. Keberadaan Multimedia Projector 
        di kelas-kelas atau kemudahan mendapatkannya untuk pembelajaran, dapat 
        menjadi indikator kesiapan sebagai kampus digital yang sesungguhnya. Tersedianya hal-hal di atas sudah cukup untuk memulai 
        dan mengisi pembelajaran digital , tentunya dengan anggapan bahwa setiap 
        dosen sudah dibekali dengan laptop secara individu. Peminjaman 
        laptop pada saat perkuliahan tidak akan efektif, ibarat pemain pada pertunjukan 
        maka diperlukan jam terbang lebih , agar teknologi dapat dikuasai secara 
        optimal. Pengalaman penulis menunjukkan bahwa untuk menguasai laptop dan 
        dapat memanfaatkan secara baik maka jam perkuliahan adalah bukan waktu 
        yang baik untuk mempelajarinya tetapi di luar waktu itu, bahkan malam 
        hari adalah paling ideal. Bagaimana itu bisa dilakukan jika itu laptop 
        pinjaman ? Adanya bantuan keuangan untuk pengadaan laptop bagi dosen (meskipun 
        itu cicilan) jelas akan mendukung kesuksesan kampus digital.  Pada mata kuliah tertentu, tampilan gambar-gambar baik 
        berupa foto, chart, bagan alir, dan sebagainya kadang-kadang diperlukan, 
        untuk itu sebaiknya disediakan mesin scanner dan camera 
        digital. Mesin scanner cocok untuk meng-capture gambar dari 
        photo atau buku atau majalah atau bentuk kertas yang lain, sedangkan camera 
        digital cocok untuk menangkap image 3D , misalnya patung, produk 
        kesenian dsb. Selanjutnya, agar image yang diperoleh dapat dimanipulasi 
        sesuai kebutuhan maka sebaiknya program khusus Adobe Photoshop 
        perlu dikuasai.  Teknologi lain yang perlu dipertimbangkan adalah camera 
        video (camcoder) karena dapat merekam gambar video dan suara. 
        Bayangkan bagaimana suatu petunjuk praktikum bila dapat dibuat rekaman 
        videonya dan dikemas secara khusus dalam CD Multimedia, tentulah akan 
        sangat membantu mahasiswa. Dengan menugaskan mahasiswa untuk melihat dan 
        mempelajarinya terlebih dahulu sebelum praktikum yang sesungguhnya maka 
        kegiatan pembelajaran akan lebih efektif. Program untuk membuat CD Multimedia 
        adalah Macromedia Director, sedangkan versi internetnya yang populer 
        adalah Macromedia Flash. Sebenarnya ada produk Macromedia lain 
        yang dikhususkan untuk CD Multimedia pendidikan yaitu Macromedia Authorware, 
        tetapi di Indonesia 
        masih jarang pemakaiannya. Informasi dari editor PT. Elex Media Komputindo 
        (komunikasi pribadi), belum ada buku yang diterbitkannya tentang Macromedia 
        Authorware, sedangkan Macromedia Director sudah ada 3 buah, dan tak terhitung 
        yang Macromedia Flash.  Catatan : camcoder sudah digunakan sebagai alat bantu 
        pengajaran , tetapi pada umumnya hanya diproses menjadi film Video CD 
        dan digunakan seperti halnya menonton film-film biasa, sedangkan CD Multimedia 
        adalah gabungan video, teks, gambar dan suara yang bersifat interaktif 
        yang dapat menyesuaikan dengan kemauan pemakai. Jika hanya untuk pemrosesan 
        video maka program aplikasi yang diperlukan adalah Adobe Premier dan 
        komputer berkinerja tinggi. Kadang-kadang suatu gambar tidak tersedia untuk di-scan, 
        tetapi dapat dibuat sketch-nya secara mudah, untuk itu menguasai program 
        menggambar vektor seperti AutoCAD , Corel Draw, Adobe 
        Illustrator, Macromedia FreeHand, sangat membantu. AutoCAD 
        telah menjadi standar industri dalam bidang teknik dan menjadi kurikulum 
        wajib, seperti misalnya di Jurusan Teknik Sipil UPH yang diberikan di 
        semester pertama. Program-program yang lain pada umumnya populer digunakan 
        di kelas-kelas seni atau desain. 2.2.3   Website , e-mail dan Konferensi 
        Online Dalam kampus digital , selain pertemuan kelas adalah 
        memanfaatkan jaringan internet.  Tahap awal adalah komunikasi 
        satu arah dengan menampilkan materi kuliah dalam web-site dosen 
        , sehingga mahasiswa dapat melakukan down-load materi-materi digital 
        untuk selanjutnya dipelajari. Selain itu, dapat juga untuk menampilkan 
        file pekerjaan mahasiswa sehingga dapat dipelajari oleh rekan mahasiswa 
        lainnya. Pada tahap ini yang ideal adalah para dosen dapat membuat 
        sendiri website-nya, mengapa demikian ? Seperti halnya produk karya tulis 
        lainnya, tentu akan berbeda jika suatu ide dapat ditulis sendiri dengan 
        ide yang dituliskan orang lain. Karena bagaimanapun juga suatu karya tulis 
        akan mempunyai karakter yang khas dari penulis itu sendiri. Untuk suatu 
        content website yang terbatas, program MS-Word dan MS-PowerPoint 
        telah menyediakan fitur untuk mengubah formatnya ke format html yang selanjutnya 
        dapat di up-load ke server. Untuk mendapatkan suatu content yang 
        optimal (ukuran kecil, fitur lengkap) maka sebaiknya menggunakan program-program 
        khusus untuk pengembangan website , antara lain yang populer adalah Macromedia 
        Dreamweaver atau Microsoft Frontpage.  Dalam praktik, mewajibkan staf pengajar untuk membuat 
        website sendiri, tentu tidaklah mudah. Salah satu strategi, sebaiknya 
        pihak universitas membuat suatu team khusus untuk mengelola suatu portal 
        web pembelajaran dan membuat template-template khusus untuk dapat 
        digunakan untuk menuliskan content web-site. Dengan sedikit pelatihan 
        maka para dosen tinggal mengisi template tersebut , dan apabila masih 
        kurang jelas dapat berkonsultasi lagi dengan team khusus tersebut. Hasil 
        content dari para dosen sebaiknya direviu, agar sama kualitasnya 
        antara satu dengan yang lain. Materi yang direviu adalah yang bersifat 
        umum, misalnya format dsb. Karena web-site yang dibuat akan mencerminkan 
        lembaganya maka sebaiknya pembuatan web-site oleh dosen dianggap seperti 
        “penulisan makalah ilmiah”, termasuk juga pemberian insentif 
        jika memenuhi suatu kualitas tertentu.  Cara yang paling mudah untuk membuat suatu website berkualitas 
        adalah dengan melihat contoh website yang sudah ada. Sebagai catatan bahwa 
        website yang baik belum tentu yang paling banyak gambar atau animasinya. 
        Suatu website yang baik adalah yang mampu menjawab keingintahuan pengunjung 
        secara cepat. Jika itu website dosen, maka selain materi perkuliahan yang 
        ditampilkan sebaiknya ada juga informasi internet yaitu alamat-alamat 
        web-site lain (link-link) yang dapat digunakan untuk menambah wawasan 
        pembelajaran dari materi yang sedang ditekuninya. Daftar link-link yang 
        sudah pernah dikunjungi dosen dan direkomendasikan merupakan peta yang 
        menarik dan sangat membantu mahasiswa untuk menemukan secara cepat dan 
        tepat permasalahan yang dibahas. Internet memang menyediakan informasi 
        yang banyak, tetapi tanpa petunjuk yang baik maka pencarian tersebut ibarat 
        orang yang mencari satu jenis tumbuhan di hutan yang luas, perlu waktu 
        untuk menyisir satu persatu, meskipun dalam praktiknya telah tersedia 
        mesin pencari hebat seperti Google. Berbicara tentang Google, perlu 
        diperhatikan bahwa situs tersebut mempunyai gambar yang minim, tetapi 
        tetap menjadi website yang  paling banyak dicari. Jadi, fungsi untuk 
        menyajikan content yang cepat akan lebih penting dari tampilannya. 
       Tahap selanjutnya adalah membentuk komunikasi dua arah 
        melalui email. Untuk memulai komunikasi dapat dibuat tugas ke mahasiswa 
        yang pengumpulannya melalui email. Jika dosennya hobby menulis, dapat 
        juga memakai diary digital atau Blogger yang saat ini sedang populer 
        di internet ( http://www.blogger.com/knowledge/ 
        ). Blogger adalah  semacam forum yang menampilkan artikel perseorangan 
        yang selalu di-up-date beserta tanggapannya (bila ada) melalui fasilitas 
        yang dapat diakses secara mudah dan cepat.  Selanjutnya, contoh website dosen yang dapat dikategorikan 
        seperti penjelasan di atas adalah “budi rahardjo's web site” 
        (http://budi.insan.co.id/index.html), 
        milik dosen teknik elektro ITB . Sebenarnya beliau juga mempunyai alamat 
        website resmi diserver ITB yaitu http://www.paume.itb.ac.id/rahard/, 
        tetapi website tersebut hanya digunakan sebagai penunjuk arah ke website 
        pribadinya. Beliau sangat aktif menulis dan mempunyai diary digital 
        yang beralamat di http://gbt.blogspot.com/ 
        , yang berisi ide-ide kreatif baik yang berkaitan dengan bidang keilmuannya 
        maupun hal-hal lainnya . Bagi yang ingin tahu lebih banyak mengenai teknologi 
        informasi maka website beliau wajib dikunjungi. Bentuk lain bagaimana memberdayakan teknologi berbasis 
        internet adalah membuat semacam konferensi online, yaitu suatu cara berkomunikasi 
        satu sama lain secara real time (pada saat itu) dengan dukungan 
        fasilitas multimedia. Program yang dapat digunakan adalah Microsoft NetMeeting 
        yang tersedia secara gratis di website Microsoft yang beralamat di  http://www.microsoft.com/netmeeting/main.htm 
        .  Konferensi Online yang menggunakan program NetMeeting 
        , bila dilengkapi peralatan pendukung dapat digunakan untuk menyampaikan 
        hal-hal berikut : 
         Audio dan video digital. Misalnya dengan bantuan kamera video, dapat 
          dibuat semacam TV interaktif untuk kelas pembelajaran jauh. Berbagi aplikasi digital (Application sharing). Berbagi pekerjaan 
          dan koordinasi bersama secara langsung dari kelompok-kelompok yang berbeda 
          tempat (saling terpisah).  Papan tulis elektronik (Electronic white board). Untuk menampilkan 
          tulisan tangan atau file gambar secara langsung untuk perkuliahan maupun 
          bertukar pikiran (brainstorming), sehingga rekan-rekan lain dapat 
          melihatnya. Konferensi Online merupakan alat bantu yang sangat bagus 
        untuk pembelajaran jarak jauh (distance learning) maupun siswa 
        yang mempunyai keterbatasan (disability).  2.2.4  Learning Management SystemPengelolaan website dan komunikasi dengan email kelihatan 
        suatu yang sederhana, tetapi sebenarnya pekerjaan yang melelahkan, apalagi 
        jika ditangani sendiri oleh dosen. Sebenarnya telah beredar apa yang disebut 
        Learning Management System (LMS) yaitu suatu sumber daya yang dapat 
        dimanfaatkan untuk pengelolaan perkuliahan on-line, misalnya : Adanya informasi keberadaan LMS seperti di atas sangat 
        membantu untuk melakukan studi banding dengan sistem yang akan dipakai. 2.2.5  Model Pembelajaran On-LineAda dua model pengembangan materi pembelajaran on-line. 
        Pada model pertama, dosen membangun materi dengan komputernya sendiri 
        dengan bagian-bagian materi secara utuh. Setiap bagian bisa dibaca dan 
        dipelajari secara off-line dengan cara down-load dari internet 
        atau dari rekaman CD yang dibagikan. Pada model kedua, dosen membangun materi pembelajaran 
        dengan fasilitas pengembangan materi secara on-line. Materi perkuliahan 
        dimasukkan ke sistem sepotong demi sepotong yang terangkai secara utuh 
        di sistem. Siswa hanya bisa mengikuti perkuliahan secara utuh melalui 
        sistem yang sama secara on-line. Dengan model ini, distribusi off-line 
        hanya bisa dilakukan setelah pengembangan materi perkuliahan selesai seluruhnya 
        atau bab per bab. Sistem pembelajaran on-line yang paling rumit adalah 
        penyelenggaraan ujian. Umumnya ujian masih harus dilakukan secara tradisionil, 
        belum ditemukan cara pelaksanaan ujian yang efektif (Prastowo, 2004). 
        Sifat ujian adalah untuk menguji siswa secara individu sehingga pemakaian 
        jaringan internet akan memberi kemudahan pada siswa untuk berkomunikasi 
        satu sama lain sehingga hasil evalusi dapat menjadi bias. Namun, ujian 
        on-line dapat digunakan kalau bentuk ujian tersebut adalah penyusunan 
        makalah dengan suatu tema yang ditetapkan dosen. Akan lebih menarik jika 
        tema itu dapat bervariasi tiap siswa atau dalam setiap kelompok yang berbeda. 
        Bentuk ujian seperti ini tentulah ujian take home dan bukan ujian 
        di kelas. Berkaitan dengan pembelajaran on-line (e-learning) 
        , banyak informasi yang dapat digali dari internet, misalnya situs yang 
        beralamat di http://www.e-learningguru.com/links.htm 
        yang menyajikan situs-situs e-learning yang telah dikelompokkan. 2.3   Komponen Content pada Kampus DigitalKomponen komputer dan internet adalah produk luar-negeri, 
        yang sistemnya dipilih dan dibeli untuk digunakan sebagai infrastruktur 
        kampus digital. Siapa saja bisa memilikinya ! Jadi, yang membedakan kampus 
        digital satu dengan yang lain adalah pada komponen content , yang 
        sifatnya spesifik dan merupakan karakteristik dari komunitas kampus itu. 
        Komponen content melekat pada setiap fasilitas pembelajaran yang 
        diaktifkan di kampus digital tersebut, tidak bisa terpisah dari dosennya, 
        selaku penanggung jawab materi pembelajaran.  Produktivitas komponen content adalah mirip dengan 
        produktivitas penulisan intelektual. Padahal telah diketahui secara umum 
        bahwa produktivas penulisan dosen masih jarang, yang diindikasikan dengan 
        adanya insentip dari institusi bagi tulisan yang memenuhi kriteria tertentu, 
        misalnya dimuat di jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional. 
       Bagaimana pun kampus digital UPH telah dimulai, sehingga 
        komponen content harus dibuat. Siapa yang harus bertanggung jawab 
        mengenai soal itu ? Bukan vendor penyedia teknologi, bukan rektor dan 
        jajarannya tetapi dosen-dosen itu sendiri. Dosen bertanggung jawab minimal 
        pada content materi pembelajaran yang diberikan di kelas. Meskipun 
        proses produktivitas yang kreatif sebenarnya berpulang pada diri sendiri, 
        sehingga kadang-kadang proses atau strateginya berbeda dari satu orang 
        ke orang lain, tetapi tidak ada salahnya penulis mencoba memberi usulan 
        berikut : 
         Membentuk motivasi bahwa komputer-internet dapat memberikan kemudahan 
          dan dapat meningkatkan kualitas produktivitas sehari-hari.  Mempelajari dan jika perlu mencontoh hasil orang lain. Tentulah dalam 
          hal ini dipilih dan tidak sembarangan content. Membuat kebijakan tertentu yang disertai sanksi. Kadang-kadang tanpa 
          adanya sanksi yang mengikuti, sebagian orang tidak akan menjalankannya 
          meski hal tersebut untuk kepentingannya sendiri, misalnya pemakaian 
          helm bagi pengendara motor. Ketiga usulan tersebut diuraikan dalam tiga sub-bab berikut 
        : 2.3.1   Motivasi Penggunaan Teknologi Begitu banyak piranti yang dapat digunakan untuk membuat 
        content digital , tetapi tentu tidak semuanya harus dipakai. Piranti 
        di sini termasuk penguasaan aplikasi komputer. Bila bukan suatu hobby, 
        maka penguasaan aplikasi komputer baru dapat menjadi beban yang akhirnya 
        akan menimbulkan “kekosongan ide”. Jika pemakai dalam kaca mata awam dapat mengidentifikasi, 
        peranan apa yang dapat diberikan oleh teknologi informasi (komputer-internet) 
        bagi kemudahan kegiatannya sehari-hari maka tentulah teknologi tersebut 
        dapat dimanfaatkan secara efektif. Peranan yang dapat didaftarkan adalah 
        : 
         Alat pembuatan dokumen dan presentasi (tulisan dan gambar) Alat komputasi dalam pemrosesan numerik Gudang informasi ; Perpustakaan  digital (off-line maupun 
          on-line) Alat menggambar (drafting tools)Alat Hiburan (Game ; Music-Video Centre) Kanvas lukis dan laboratorium photografi digital Alat bantu pengajaran (interative learning centre ; simulator) Toko buku on-lineJurnal / Majalah / Surat kabar on-lineAlat komunikasi ; transportasi data dan remote-control. Daftar yang diberikan di atas dapat bertambah panjang, 
        karena setiap orang dengan latar belakang profesi yang berbeda maka keperluannya 
        juga akan berbeda. Bagi dosen tentulah identifikasi peranan tersebut harus 
        dikaitkan dengan mata kuliah yang digelutinya. Jadi harus fokus, di jurusan 
        teknik sipil misalnya : menggunakan bahasa pemrograman komputer untuk 
        membuat tool-tool untuk perencanaan dan desain struktur.  Setelah dapat dilakukan identifikasi peranan TI yang 
        sesuai bagi masing-masing individu maka selanjutnya mencari tahu aplikasi 
        komputer apa saja yang mendukungnya dan mempelajarinya. Misalnya, jika 
        dipahami bahwa komputer-internet dapat digunakan sebagai pembuat dokumen 
        maka program aplikasi yang perlu dikuasai adalah Microsoft Word ; untuk 
        memanipulasi foto-foto maka diperlukan keterampilan mengoperasikan mesin 
        scanner dan program Photoshop, dan sebagainya. Bila hal tersebut dapat 
        diterapkan kepada setiap anggota kampus maka konsep pembelajaran digital 
        akan terlaksana dengan baik.  2.3.2  Content Gratis dari MIT Massachusetts Institute of Technology OpenCourseWare 
        (MIT OCW) adalah website yang memuat hampir sebagian besar materi pengajaran 
        tingkat sarjana dan pascasarjana di MIT yang tersedia secara gratis (David 
        Diamond, 2003) dan terbuka untuk diakses dari seluruh dunia melalui internet 
        dengan alamat http://ocw.mit.edu/OcwWeb/index.htm. 
        Sampai bulan September 2004 ada sekitar 900 kursus yang tersedia di MIT 
        OCW untuk diakses. Kursus-kursus tersebut dapat dikelompokkan sesuai dengan 
        bidang ilmu sebagai berikut :  
        
           
            |   Aeronautics and 
                Astronautics |   Linguistics and 
                Philosophy |   
            |   Anthropology |   Literature |   
            |   Architecture |   Materials Science 
                and Engineering |   
            |   Biological Engineering 
                Division |   Mathematics |   
            |   Biology |   Mechanical Engineering |   
            |   Brain and Cognitive 
                Sciences |   Media Arts and Sciences |   
            |   Chemical Engineering |   Music and Theater 
                Arts |   
            |   Chemistry |   Nuclear Engineering |   
            |   Civil and Environmental 
                Engineering |   Ocean Engineering |   
            |   Comparative Media 
                Studies |   Physics |   
            |   Earth, Atmospheric, 
                and Planetary Sciences |   Political Science |   
            |   Economics |   Science, Technology, 
                and Society |   
            |   Electrical Engineering 
                and Computer Science |   Sloan 
                School of Management |   
            |   Engineering Systems 
                Division |   Special Programs |   
            |   Foreign Languages 
                and Literatures |   Urban Studies and 
                Planning |   
            |   Health Sciences 
                and Technology |   Women's Studies |   
            |   History |   Writing and Humanistic 
                Studies |  Dengan men-down-load dan mempelajari content MIT 
        yang menyediakan hampir semua bidang ilmu seperti di atas maka akan didapat 
        pembanding yang cukup baik, dosen tinggal menyesuaikannya dengan kondisi 
        lokal. Bahkan dapat dibuat content yang lebih baik. 2.3.3   Target Awal yang Perlu RealisasiBerbagai strategi yang telah dikemukakan akhirnya masuklah 
        pada realisasi ide. Karena  menyangkut kesiapan sumber daya manusia 
        yang berbeda-beda tentulah harus dipilih “sesuatu” yang relatif 
        mudah direalisasikan. Selanjutnya, kebijakan tersebut harus dipertahankan 
        dengan memberikan reward maupun sanksi bagi yang melanggarnya. Untuk memulai dengan digitalisasi diusulkan pada tugas 
        akhir di setiap jurusan. Dengan demikian, akan diperoleh pertumbuhan content 
        selaras dengan jumlah kelulusan. Kualitas suatu institusi pendidikan dapat dilihat dari 
        produk intelektual mahasiswanya. Produk intelektual yang terstruktur yang 
        masuk dalam kurikulum pembelajaran adalah pembuatan laporan tugas akhir 
        (atau laporan kerja praktik) yang dapat berbentuk skripsi, laporan magang, 
        tesis maupun laporan tertulis lainnya dapat digunakan sebagai indikasi 
        kemampuan institusi, bagaimana mereka dapat mengarahkan mahasiswa untuk 
        membuat produk intelektual mereka yang orisinil.  Dengan mengharuskan karya tulis yang mereka buat menjadi 
        format digital maka akan mudah dipublikasikan secara luas sehingga dapat 
        menjadi alat promosi ampuh untuk menunjukkan kualitas lembaga institusinya 
        jika karya tersebut baik. Tetapi ingat, jika karya itu buruk maka hasilnya 
        tentu akan sebaliknya. Oleh karena itu keputusan men-digital-kan produk 
        tulisan ilmiah mahasiswa harus didukung oleh komitmen yang serius dari 
        berbagai pihak yang terlibat dalam suatu kampus digital.  Selanjutnya, hasil karya tulis digital dapat dikumpulkan 
        dalam basis data terpusat membentuk suatu perpustakaan digital yang lengkap 
        dan mudah diakses mahasiswa secara cepat, mudah dan murah (tidak perlu 
        foto copy). Kemudahan itu tentu akan berakibat pada peningkatan produktivitas 
        intelektual mahasiswa maupun dosen-dosennya. Karena karya tulis yang sudah 
        ada mudah diakses dan dibaca maka dapat dihindari dibuatkannya karya tulis 
        sama, dalam hal ini kreativitas mahasiswa dan dosennya harus ditingkatkan. Untuk menghasilkan perpustakaan digital yang sukses maka 
        sebaiknya berkunjung ke The Indonesian Digital Library Network 
        yang beralamat di http://www.indonesiadln.org/, 
         suatu perpustakaan digital yang didukung oleh komunitas peneliti 
        dan mahasiswa di ITB (Ismail Fahmi, 2002). Karena didukung oleh adanya 
        komunikasi antar-komunitas terjadilah suatu lingkungan pembelajaran yang 
        hidup sehingga dapat tumbuh dan berkembang, seperti timbulnya minat institusi-institusi 
        di luar ITB untuk bergabung , yang akhirnya menjadi suatu jaringan perpustakaan 
        digital yang luar biasa. Pada tingkat internasional yang perlu dikunjungi 
        adalah Networked Digital Library of Theses and Dissertations (NDLTD) 
        beralamat di  http://www.ndltd.org/  yang kegiatannya 
        didukung oleh UNESCO dan Adobe.  Dengan melakukan perbandingan dari organisasi yang sudah 
        ada maka pengelola kampus digital dapat melihat strategi maupun format 
        digital apa yang digunakan oleh mereka dalam menyusun perpustakaan digital 
        tersebut, apa kelebihan maupun kekurangannya sehingga dapat dilakukan 
        antisipasi di kemudian hari. Pemilihan format digital menjadi suatu hal 
        yang sangat penting dan menunjang manfaat untuk jangka panjang. Berkaitan 
        dengan hal tersebut perlu diingat bahwa belum lama berselang sekitar tahun 
        1990 pada saat itu pemakaian program pengolah kata Wordstar populer di 
        mana-mana dan dihasilkan ribuan dokumen tulis digital, tetapi karena teknologi 
        berubah maka dapat dibayangkan bagaimana susahnya saat ini untuk membuka 
        dokumen tersebut. 3  PenutupPengembangan internet untuk pembelajaran (kampus digital) 
        memerlukan infra-struktur yang berbiaya tinggi dan perlu perencanaan matang. 
        Di satu sisi, para dosen dapat mengembangkan sistem pembelajaran yang 
        efektif berbasis internet bila instansi yang bersangkutan menyediakan 
        infrastruktur yang cukup, tetapi disisi lain kesiapan, kreativitas dan 
        kemauan dosen berperan penting untuk membuat kampus digital itu hidup 
        (tumbuh dan berkembang).  Bilamana fasilitas infra-struktur dan kemauan tidak menjadi 
        kendala, didalam makalah ini telah diberikan sedikit wawasan bagaimana 
        menumbuhkan kesiapan dan kreativitas dalam mengisi content yang 
        merupakan tanggung jawab dosen-dosen selaku pemimpin dalam proses pembelajaran 
        di kampus digital. Meskipun demikian karena kesiapan dan kreativitas merupakan 
        proses individu maka perlu penyesuaian untuk tiap-tiap pribadi. 4  Pustaka AcuanAneka Infokom Tekindo. 2004. Grand Launching UPH - Microsoft - Intel 
        – Toshiba, 13 Oktober 2004 < http://www.aneka-infokom.co.id/news/?id=81 
        > (4 Des. 2004)  David Diamond. 2003. MIT Everyware : Every lecture, every handout, 
        every quiz. All online. For free. Meet the global geeks getting an MIT 
        education, open source-style , Wired Magazine, Sept. 2003, < http://www.wired.com/ 
        wired/archive/11.09/ mit.html  > (4 Jan. 2005) Ismail Fahmi. 2002a. Konsorsium IndonesiaDLN : Konsorsium Jaringan 
        Perpustakaan Digital Indonesia , Sebuah Wacana For a Networked Information 
        Society, IndonesiaDLN,  < http://www.indonesiadln.org/Open.html?target=consortium/ 
        proposal.html > (4 Jan. 2005)  Ismail Fahmi. 2002b. The Indonesian Digital Library Network Is Born 
        to Struggle with the Digital Divide, Bulletin of the American Society 
        for Information Science and Technology (28) 4, < http://www.asis.org/Bulletin/May-02/fahmi.html 
        > (Jan. 2005)  Lili. 2004. Mahasiswa UPH Gunakan PC Tablet. infokomputer.com 
        : 14 Oktober 2004  < http://www.infokomputer.com/aktual/aktual.php?id=3822  
        > (4 Des. 2004) Prastowo. 2004. WORKSHOP INOVASI PEMBELAJARAN : Pengalaman Pengembangan 
        Teknologi Informasi Untuk Pembelajaran , Pusat Pelayanan Teknologi 
        Informasi dan Komunikasi Universitas Gadjah Mada , < http://prastowo.staff.ugm.ac.id/artikel/ 
        pengalaman-pengembangan-ti-untuk-pembekajaran.pdf  > ( 4 Des. 
        2004) Stratmann dan Kerres. 2004.  From Virtual University To Mobile 
        Learning On The Digital Campus: Experiences from implementing a notebook-university, 
        Proceedings of the International Conference on Education and Information 
        Systems, Technologies and Applications (EISTA 2004), Orlando, < http://www.kerres.de/publikationen.asp  
        > (13 Jan. 2005) Teamsun. 2004. Digital Campus Solution. < http://www.teamsun.com.cn/english/ 
        solution5.htm > (4 Des. 2004) Toshiba Asia. 2004. Toshiba and UPH Embark On the Region's Largest 
        Tablet PC - Based Education Project. Headlines News : 12 Oktober 2004 
        < http://pc.toshiba-asia.com/ 
        index.jsp?newsid=99  > (4 Des. 2004) Universitas Waseda , Jepang, < http://www.sci.waseda.ac.jp/en/06-1.html 
        > Widyasmoro. 2004. Enaknya Berkuliah Di Kampus Digital , Majalah 
        Intisari , <http://www.intisari-online.com/majalah.asp?tahun=2004&edisi=494&file= 
        warna1001 > ( 4 Des. 2004) 
 
  
        
        
       |