Kerjasama Internasional
UPH
Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan, Universitas
Pelita Harapan menjalin kerjasama dengan Uni-Stuttgart – Jerman
dalam riset/penelitian dan studi banding dengan bantuan beasiswa dari
Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, Baden-Württemberg, Republik
Federal Jerman, selama 3 bulan. Pengalaman yang akan disampaikan ini adalah
kesempatan kedua (1 Mei– 31 Juli 2002).
Negara-negara Bagian di Jerman (Deutchland)
Universitas Stuttgart terletak di kota Stuttgart dibelahan
selatan Jerman, di antara kota Frankfurt (M) dan Munich. Kota tersebut
merupakan ibukota dari negara bagian (Lünder) Baden-Wüttemberg
yang berbatasan dengan Swiss di selatan & Perancis di barat. Sebagai
gambaran, negara Jerman terbagi menjadi 16 (enam belas) negara bagian,
yaitu: Negara bagian bersifat otonomi dalam mengatur daerahnya secara
mandiri, diterapkan sejak tahun 1949 melalui Grudgesetz (Basic Law), dengan
menjadi negara bagian (yang lebih kecil) dan mandiri diharapkan tidak
akan timbul kediktatoran seperti Adolf Hitler. Kemandirian juga termasuk
penentuan kurikulum bagi universitas atau sekolah-sekolah di Jerman. Jadi
isi / materi kurikulum bisa berbeda untuk suatu universitas atau sekolah
dari negara bagian yang berbeda.
No Negara Bagian dan Ibu kota-nya
- Baden-Württemberg, Stuttgart
- Freistaat Bayern (Bavaria), München (Munich)
- Berlin, Berlin
- Brandenburg, Postdam
- Freie Hansestadt Bremen, Bremen
- Freie Hansestadt Hamburg, Hamburg
- Hessen, Frankfurt
- Mecklenburg-Vorpommmern, Schwerin
- Niedersachsen (Lower Saxony), Hanover
- Nordrhein-Westfalen (NRW), Duesseldorf
- Rheinland-Pfalz (Rhineland-Palatinate), Mainz
- Saarland, Saarbruecken
- Freistaat Sachsen (Saxony), Dresden
- Sachsen-Anhalt (Saxony-Anhalt), Magdeburg
- Schleswig-Holstein, Kiel
- Freistaat Thüringen (Thuringia), Erfurt
Mengenal Universitas Stuttgart
Seperti halnya universitas-universitas lain di Jerman,
sebagian besar adalah universitas negeri dimana sumber pembiayaan utama
adalah dari negara bagiannya masing-masing, demikian juga dengan Universitas
Stuttgart ( www.uni-stuttgart.de ).
Pada umumnya di Jerman kata uni biasa dipakai untuk menyebutkan suatu
universitas. Di negara bagian Baden-Wuerttemberg dijumpai juga universitas-universitas
yang lain , yaitu:
Uni-Stuttgart didirikan tahun 1829, termasuk muda dibandingkan
dengan universitas-universitas lain di Jerman, mempunyai 140 institut
yang tersebar dalam 14 fakultas, didukung oleh kurang lebih 5,000 staf
dosen maupun karyawan untuk melayani sekitar 16,000 mahasiswa, dimana
sekitar 3,000 orang adalah mahasiswa asing yang datang dari seluruh dunia.
Setiap tahunnya meluluskan kurang lebih 1,800 mahasiswa.
Mahasiswa yang belajar di Universitas Stuttgart tidak dipungut biaya.
Kebutuhan biaya pengelolaan didukung oleh pemerintah setempat dan sponsor
dari perusahaan swasta khususnya untuk proyek-proyek riset. Dari data
tahun 1999 diperoleh keterangan bahwa anggaran pembiayaan tahunan universitas
adalah sekitar DM 540 juta (sekitar 2000 milyar rupiah) , dimana ±
DM 240 juta umumnya berasal dari dana masyarakat (perusahaan swasta)
dalam bentuk sponsor untuk proyek-proyek riset.
Gambar 1 Kampus Uni-Stuttgart
di Vaihingen
Kampus Uni-Stuttgart ada dua, yaitu yang terletak ditengah kota di
Stadmitte dan di Vaihingen. Keduanya dihubungkan oleh kereta api bawah
tanah (S-Bahn)
setiap 15 menit sekali. Stasiun S-Bahn yang di Vaihingen
tepat berada ditengah-tengah kampus dan antara gedung satu dengan yang
lain dapat dicapai cukup dengan berjalan kaki. Perjalanan antara dua
kampus memakan waktu kurang lebih 10 menit dengan S-Bahn
Institute für Leichtbau Entwerfen und Konstruieren (ILEK)
(Institut for Lightweight-Structures Conceptual and Structural Design)
Merupakan salah satu dari 16 institut di fakultas Teknik sipil dan
surveying (Bauingenieur und Vermessungswessen) yang berlokasi di kampus
Vaihingen. Yang dimaksud dengan institut disini tentu saja berbeda dengan
pengertian institut dinegara kita, institut di universitas-universitas
di Jerman merupakan suatu lembaga penelitian yang mempunyai obyek kepentingan
yang khusus (spesialis) sebagai bahan / materi penelitiannya. Oleh karena
itu bisa terdapat institut yang tersendiri untuk setiap macam material
konstruksi (misal : baja, beton, kayu dsb) dan mungkin juga berbagai
macam / cara konstruksi (misal: jembatan, bangunan industri dsb). Institut
mempunyai administrasi yang mandiri, minimal memiliki satu profesor
sebagai penanggung jawabnya. Fokus di institut terletak pada keahlian
dari profesornya atau dengan kata lain kesuksesan suatu institut tergantung
dari kerja yang diarahkan oleh profesornya. Bisa saja karena profesornya
yang lama pensiun dan penggantinya menghendaki atau merubah subjek kekhususannya
maka namanya dapat diganti untuk penyesuaian (tentu saja itu dapat dilaksanakan
setelah mempertimbangkan sarana atau sumber daya yang sudah tersedia).
ILEK dipimpin oleh prof. Werner
Sobek dan dibantu oleh prof.
Balthasar Novak dan Dr.-Ing. Karl-Heinz Reineck. Fokus dari institut
ini adalah penelitian mengenai pengembangan konsep perencanaan dan rekayasa
struktur untuk konstruksi ringan, salah satunya caranya adalah penelitian
penggunaan material konstruksi secara optimal misal struktur kabel untuk
menahan gaya tarik dsb. ILEK adalah penggabungan dari dua institut yaitu
- Institute für Leichtbau (Institut of Lightweight Structures),
pimpinan Prof. Frei Otto
-
Institut für Tragwerksentwurf und Konstruktion
(Institute of Conceptual and Structural Design), pimpinan Prof.
Jörg Schlaich.
Adalah menarik sekali bahwa ketika kedua profesor (Prof.
Frei Otto dan Prof. Jörg Schlaich) mencapai usia pensiun dan menetapkan
orang yang sama yang dianggap cocok untuk meneruskan idealismenya di institut
yang pernah dibinanya, maka sebagai hasilnya kedua institut tersebut digabung
dan namanya menjadi ILEK.
Pada generasi sebelumnya ketika institut tersebut dipimpin
oleh Prof.
F. Leonhardt, Institut für Tragwerksentwurf und Konstruktion
diberi nama Institut fur Massivbau (Institute of Concrete Construction),
karena waktu itu fokus penelitiannya lebih banyak pada struktur beton
bertulang biasa maupun beton prategang. Salah satu karyanya yang monumental
dari Prof. F. Leonhardt adalah perencanaan dan pelaksanaan menara TV Stuttgart
setinggi 205 m, yang merupakan menara TV pertama didunia yang terbuat
dari beton bertulang dimana pada ketinggian 150 m diperlengkapi dengan
ruang perkantoran sebanyak empat lantai dan lift. Menara tersebut direncanakan
sejak tahun 1952 dan selesai dikerjakan pada tahun 1955 dan saat ini menjadi
salah satu obyek wisata dan simbol kebanggaan penduduk kota Stuttgart.
Sejak itulah menjamur menara-menara TV dari konstruksi beton bertulang,
ukuran yang relatif kecil dapat dilihat di stasiun menara TVRI di Senayan,
Jakarta.
Sedangkan dari Institut für Tragwerksentwurf und
Konstruktion dihasilkan konsep perencanaan struktur beton yang baru yaitu
metode Strut-and-Tie-Model
(STM). STM adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan
merencanakan detail penempatan tulangan berbagai macam bentuk struktur
beton berdasarkan konsep aliran gaya dalam kondisi keseimbangan. Aliran
gaya desak (strut) yang diterima material beton dan aliran gaya tarik
(tie) yang diambil alih oleh tulangan baja. Sejak dicanangkan pertama
kali pada tahun 1987, mulai banyak hasil-hasil penelitian lain yang membuktikan
bahwa konsep perencanaan yang baru tersebut ternyata sanggup menjelaskan
dan merencanaan perilaku struktur beton secara konsisten dan logis untuk
berbagai macam struktur yang berbeda. Perlu dijelaskan bahwa sebelumnya
untuk merencanakan strutur beton banyak digunakan rumus-rumus yang bersifat
empiris yang terbatas penggunaannya pada struktur-struktur yang tertentu.
Salah satu pengakuan dunia yang patut dicatat adalah dimasukkannya konsep
perencanaan tersebut pada peraturan perencanaan beton bertulang Amerika
yang terbaru, tentu saja sebelumnya konsep tersebut sudah diterima dan
diadopsi dalam peraturan perencanaan di Eropa.
Studi dan penelitian yang dilakukan
Selama tiga bulan di Jerman, penulis mendapat kesempatan
untuk melakukan studi dan penelitian di ILEK berkaitan dengan penggunaan
metoda STM dibawah arahan Dr.-Ing.
Karl Heinz Reineck, peneliti senior yang bersama-sama dengan Prof.
Jörg Schlaich berhasil mengembangkan metode tersebut. Pada saat ini
Dr.-Ing. K.H. Reineck tercatat sebagai ketua ASCE-ACI Committee 445 mengenai
metode Strut-Tie-Models untuk peraturan beton di Amerika Serikat dan anggota
fib Task Group “Practical Design” untuk pengembangan peraturan
beton di Eropa.
Gambar 2. Sampul Buku Khusus ACI
Hasil penelitian penulis yang berjudul “Example
5 – Beam with indirect support and loading”, yang berkaitan
dengan penyelesaian suatu detail konstruksi yang sebelumnya belum pernah
dibahas secara jelas dalam peraturan perencanaan beton yang ada, telah
dibawakan beliau di ACI Fall Convention di Phoenix, Arizona akhir Oktober
tahun 2002.
Materi yang dibawakan, bersama-sama dengan hasil peneliti
yang lain dalam seminar tersebut telah diterbitkan dalam bentuk buku khusus,
dengan judul: SP
208 - Examples for the Design of Structural Concrete with Strut-and-Tie
Models, American Concrete Institute - Special Publication, 2002.
Sarana pembelajaran di Universitas Stuttgart
Selain prasarana fisik (gedung, laboratorium) yang terutama
dirasakan kelengkapannya adalah sarana perpustakaan, pada tingkat institut
saja (ILEK), dapat dengan mudah dibaca dan ditelusuri bermacam-macam jurnal
yang berkaitan dari tahun 50-an sampai sekarang. Selain jurnal banyak
juga dijumpai laporan-laporan penelitian yang diterbitkan oleh universitas-universitas
terkenal di dunia. Itu pada tingkat institut, apabila dirasakan tidak
mencukupi baru ke tingkat universitas (Universität Bibliothek). Perpustakaan
tingkat universitas terbagi dalam dua gedung sebagaimana jumlah kampusnya,
yaitu di tengah kota Stuttgart (kampus Stadmitte) dan kampus Vaihingen,
meskipun demikian untuk mengetahui keberadaan buku/literatur maka dapat
menggunakan fasilitas internet untuk mengakses katalog online (www.ub.uni-stuttgart.de).
Di Universität Bibliothek tersedia hampir semua
literatur (khususnya yang terbit di Jerman), sebagai gambaran disimpan
sekitar 980,000 judul (termasuk 185,000 karya disertasi) dan sekitar 4,000
judul jurnal terkini. Sebagai tempat belajar juga memuaskan karena disana
disediakan ruang baca yang berkapasitas hingga 700 orang. Meskipun demikian
apabila dari sejumlah itu belum dapat ditemukan literatur yang dicari
maka tersedia juga fasilitas inter-library loan (Fernleihe) yaitu pencarian
dan peminjaman pustaka dari berbagai perpustakaan lain di seluruh Jerman.
Diperpustakaan masih dapat dijumpai pustaka yang diterbitkan
sebelum abad 19 dalam kondisi lengkap dan terawat. Perlu juga disampaikan
bahwa masyarakat Jerman sangat produktif sekali dalam penulisan karena
untuk perpustakaan sebesar itu sebagian besar ditulis menggunakan bahasa
Jerman.
Fasilitas lain yang sangat membantu dalam pembelajaran
adalah tersedianya jaringan komputer yang terhubung dengan internet pada
kecepatan tinggi, mungkin puluhan kali lebih cepat dari jaringan komputer
yang biasa penulis pakai di Indonesia. Hampir semua komputer yang ada
di institut tersambung pada jaringan tersebut.
Perekonomian negara bagian Baden-Wurttemburg (B-W)
Dari ke enam belas negara bagian di Jerman, B-W termasuk
salah satu negara bagian yang kaya, saingannya adalah negara bagian Bavaria
dng ibukotanya Munchen. Di wilayah B-W banyak dijumpai perusahaan-perusahaan
besar yang berskala internasional maupun perusahaan-perusahaan kecil yang
mandiri. Mobil Mercedes-Benz dikenal sebagai salah satu merk mobil mewah
di negara kita, pabriknya ada beberapa di wilayah B-W yaitu di Mannheim,
Worth , Rastatt, Gaggenan, Sidelfingen dan Unterturkheim. Museumnya di
Stuttgart, disana dapat dilihat perkembangan mobil tersebut sejak 110
tahun yang lalu, dimulai dari sepeda/kereta bermesin sampai mobil Mercedes-Benz
terbaru. O ya, nama perusahaannya bukan Mercedes-Benz tetapi Daimler-Chrysler.
Gambar 3. Salah satu sudut Kantor Pusat Mobil Porsche
Mahasiswa Indonesia di Stuttgart
Dalam suatu kesempatan penulis bertemu dengan ketua PPI
(Persatuan Pelajar Indonesia) cabang Stuttgart yaitu sdri. Inti yang sedang
mengambil diploma Architect di Uni-Stuttgart, mengatakan bahwa pelajar
Indonesia hanya sekitar 20 orang. Bidang yang cukup populer bagi pelajar
dari Indonesia adalah program Master Internasional dibidang Teknik Informatika/Komunikasi
dan program diploma Architect. Program Master Internasional mulai dikenalkan
dan dibuka pada beberapa fakultas, program diberikan dalam bahasa Inggris
dan dengan jangka waktu belajar yang relatif singkat dibanding program
diploma, meskipun demikian lulusan yang berkualifikasi tetap dapat meneruskan
ke program doktor. Dengan masa belajar sekitar 1.5 sampai 2 tahun, program
master internasional menjadi alternatif studi lanjut selain di USA dan
Australia, dan perlu diingat bahwa biaya sekolah di Jerman adalah gratis.
Cukup banyak pelajar Indonesia yang pergi dengan biaya sendiri, memang
untuk itu perlu modal tetapi setelah beberapa lama ternyata di Jerman
para pelajar dimungkinkan untuk kerja paroh waktu, dan menurut mereka
dengan bekerja paroh waktu tersebut modal awal yang mereka keluarkan sudah
kembali. Menarik! Tetapi tentunya informasi itu perlu dibuktikan atau
ternyata hanya karena mahasiswa itu saja yang kreatif dan tidak berlaku
umum.
Gambar 4. Bersama rekan-rekan PPI Stuttgart
Penutup dan Ucapan Terimakasih
Pengalaman yang berharga selama tiga bulan di Jerman
tidak mungkin terlaksana apabila tidak ada jalinan kerja sama sebelumnya
yang telah dirintis oleh Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra, serta dukungan
baik moril maupun materiel dari pimpinan di tingkat Jurusan , Fakultas
dan Universitas Pelita Harapan, untuk itu penulis ucapkan terima kasih
yang tulus.
Wiryanto Dewobroto
Jurusan Teknik Sipil UPH |